12.30.2009

Bye-bye R....

Kalau bisa memilih, maunya Ramadhan diperpanjang saja. Malu rasanya sebulan lalu hanya mampir sejenak. Tanpa kami jamu, tanpa kami manjakan. Tanpa banyak ba bi bu. Dia berlalu. Saya pasti akan merindukan genderang alat tabuh di pukul dua pagi dari anak-anak kecil yang berkeliling di sekitar rumah. Saya akan merindukan kebisingan yang memekakkan gendang telinga itu. Juga saya akan merindukan suasana berbuka di rumah bersama teman dan keluarga. Es buah, aneka camilan, madu, dan kurma. Merindukan juga tarawih-tarawih yang membuat masjid dan musholla lebih tambun dan makmur. Merindukan juga bau mulut tak terkira setelah pukul 12 siang hingga akhirnya bau itu dipadamkan santapan berbuka. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan yang berlalu akan selalu seperti itu. Upacara megah ritual ibadah kolosal. Ketika aneka jajan berbuka begitu meriah di tepi-tepi jalan raya. Ketika surau dan masjid dijejali barisan jemaah tarawih di awal-awal kedatanganmu. Lalu di hari-hari berikutnya barisan itu mengempis. Dan terus mengempis lagi hingga sepuluh hari terakhir. Melulu seperti itu. Ketika di sepuluh hari terakhir parkiran masjid tak lagi sesak. Lalu jamaah tarawih itu berpindah ke mall-mall dan menyesaki tempat makan dan perkiosan dalam hajatan bernama: buka bersama dan pesta pora belanja lebaran. Di sepuluh hari terakhir juga akan ada jemaahMu berburu LailatulQadar. Duduk bersimpuh satu-satu. Sibuk dengan zikir dan ayat-ayat suciMu. Tenggelam dalam shalat malam. Menangis autis di dini hari yang bisu. Lalu saya hanya mengamati. Sesekali bermain di dalamnya. Ikut serta dalam huru-hara buka bersama di mall dan lalu bergempita belanja. Terlibat dalam satu dua kali perburuan LailatulQadar. Kami pasti merindukanmu. Bulan yang paling bersinar sekalipun terselip di antara sebelas bulan lainnya. Bulan yang bisa mengiring umat Islam dalam pesta akbar mendekat kepadaNya. Bulan yang mampu mengundang air mata pertobatan lebih mudah bercucuran. Bulan yang sanggup memacu lebih cepat putaran roda ekonomi usaha kuliner, travel, hingga parcel. Bulan ketika semua pegawai tersenyum di depan ATM karena rekening dibengkaki uang THR. Kami akan merindukanmu Ramadhan. Sekalipun kami tahu, kesempatan kemarin begitu banyak terlewatkan. Semoga nafas ini masih ada tahun depan untuk menyambutmu, lagi. Malam ini, di tengah sesahutan takbirMu, pinta kami satu. Jadikanlah sebelas bulanMu esok adalah perpanjangan Ramadhan-Mu. Hingga kami lebih siap di Ramadhan 1431 Hijriah-Mu.