12.28.2011

Bantu (saya) Mencandu

Saya tidak suka sesuatu yang dapat bikin candu. Kalau dibuat daftarnya, banyak memang. Kopi, teh, rokok, minuman beralkohol, obat-obatan terlarang dan..... Mmm... kenapa yang masuk cenderung candu berkonotasi negatif?

Mencandu itu bikin kita terikat, tidak bebas dan sulit bergerak. Makanya, bagi saya, mencandu terhadap sesuatu sama saja membangun penjara untuk diri sendiri. Lho kok mau....

Merokok misalnya. Hari gini, susah sekali cari tempat untuk bisa leluasa merokok. Di tempat kerja yang ber-AC tentu bukan. Apalagi dekat-dekat sama anak bayi. Bisa ditampar ibunya. Mungkin....

Bagaimana kalau mencandu kopi atau jenis makanan lainnya?

Hmm... Sulit rasanya hidup kalau harus selalu sedia kopi. Kemana-mana harus bawa kopi, entah itu yang instant maupun yang perlu diolah dulu. Mau bergantung orang lain juga tidak gampang. Belum tentu juga ada warung kopi di sepanjang jalan, apalagi Starbuck. Kopi mesti panas tersaji. Belum tentu ada pemanas air di mana-mana. Bawa teko ke mana-mana? Kok rasanya aneh ya.

Banyak memang orang yang bilang, mencandu bisa suntik tenaga ekstra. Pikiran yang buntu bisa terbuka, semangat yang ludes terisi ulang, dan tenaga yang lesu kembali menggebu. Sayangnya, kenapa harus mencandu dulu untuk bisa’sehebat’ itu?

Kalau bisa berhati lapang, berpikiran terang benderang dan bertenaga ekstra tanpa candu, kenapa harus mencandu dulu?

Entahlah. Mencandu itu memang misterius. Konotasinya pun bisa negatif bisa juga positif. Apa itu?

Bagi para spiritualis, ritual-ritual ibadah tertentu lah candu untuk mendongkrak kemampuan hati, pikiran dan badan. Masing-masing ritual itu tentu punya kelebihan tersendiri. Shalat misalnya. Ia dapat meningkatkan konsentrasi dan disiplin. Sementara puasa dapat menyehatkan badan dan menenangkan pikiran. Manfaat selain itu, pasti masih banyak lagi. Sayangnya, tulisan ini bukan tempatnya untuk cerita tentang itu.

Ah.... udah dulu. Intinya, saya tidak suka candu. Apalagi kalau sekedar bikin hidup jadi terpenjara.

Oh ada satu candu.. Dan untuk jenis candu ini saya masih sangat perlu berguru. Apa itu? Men-candu Tuhan yang Maha Rahman tanpa bosan, tanpa beban dan bukan sebatas karena kewajiban.