12.30.2009

Awali Dengan.....

Ibu menyusuiku. Tidak sehari. Lebih dari itu. Air susu itu masih ada. Mewujud dalam bentuk lain. Bentuk gaib. Patuhku pada ibu. Bapak gendong aku. Shalat subuh ke musholla. Waktu kecil dulu. Bapak dekap lekat. Erat. Rasa itu masih ada. Mengingatkanku untuk bersegera bangun. Pagi hari. Untuk ke musholla. Seperti saat dekapan erat itu ada. Sambil berjalan. Ku kenang keintiman itu. Kantor menggajiku. Tidak pernah alpa. Apalagi lupa. Karena tentu dia tahu. Ada keringat ku di situ. Ambil bagian meraup laba. Aku beri tenaga. Dia beri aku apel. Hanya satu. Dibungkus pita merah. Ada kertas kecil bertuliskan singkat. "Cinta itu anugerah". Enam tahun berlalu. Apel itu masih ada. Di labirin hati. Semangkuk bubur kacang hijau. Hanya Rp 1500. Murah. Tapi bukan itu. Temanku belikan dengan ikhlas. Waktu ku sakit. Itu hampir tujuh tahun lalu. Bubur itu pun masih ada. Di ingatku padanya. Permen satu butir. Dari seorang anak kecil. Dia beri sambil berlari. Mengejarku sungguh. Mendangak. "Ini buat kamu", katanya. Hanya sebutir permen. Permen itu sudah habis. Tapi anak itu masih ada. Di kenangku tentang Gaza Palestina. Tuhan, sajikan segala. Tidak ada yang alpa. Untuk kita. Dia beri. Tanpa pernah rugi. Semuanya tentang memberi. Saling isi. Bukan pinta. Beri saja. Lalu semua akan abadi. Dalam kasih sayang. itulah Cinta, Awali dengan, ...memberi....