1.16.2012

Sederhana dalam Kerumitan

photo:  klepto dari www.buzzle.com
Setiap kita rumit namun sederhana. Kita menyandang peran beragam dalam saat bersamaan. 

Saya misalnya, adalah seorang anak dari Bapak Abdul Wahab Salim dan Ibu Hindun Sopiatun; suami dari Arum Wahyuningtias; ayah dari Aqila Qolbi Kamila; dan menantu dari Bapak Sutardjo dan Ibu Yeyet Sariyati.

Saya juga saudara kandung kakak dan adik saya; sahabat kenalan dekat; teman di berbagai situasi dan keadaan; pegawai di sebuah instansi pemerintahan; rakyat dari sebuah negara bernama Indonesia; warga dari RW 12 Komplek Masnaga Bintara Jaya Bekasi; dan juga tetangga bagi mereka yang kebetulan tinggal bersebelahan rumah dengan saya.

Seperti halnya saya, kita semua memiliki peran beragam yang berbeda-beda. Lalu, membentuk masing-masing kita menjadi sosok rumit, unik namun tetap sederhana. Karena bagaimanapun, kita hanya manusia.

Kita dilahirkan ke dunia dengan sangat sederhana. Lalu mati juga dengan cara yang sangat sederhana. Di antara hidup dan mati itu, manusia menjalankan sejumlah peran yang sederhana.

Kita dibekaliNya jasad, ruh, akal dan hati, untuk menjalankan semua peran yang dipercayakan. Kegagalan dalam menjalankan setiap penggalan peran merupakan kewajaran. Karena itu merupakan salah satu bukti kesederhanaan manusia yang memiliki keterbatasan. Yang darinya, manusia sempurna dalam ketidaksempurnaannya. Wallahu’alam.